Sunday, January 6, 2019

ASEAN dalam Genggaman Traveloka

oleh Lashown Toga


Traveloka sebagai perusahaan yang menyediakan layanan pemesanan tiket pesawat dan hotel secara daring dengan fokus perjalanan domestik di Indonesia. Aplikasi traveloka sangat popular di kalangan traveler. Dengan iklan-iklan promosi yang mengisi berbagai media cetak, televisi serta jejaring internet, traveloka menjadi aplikasi nomor satu pengguna terbanyak di Indonesia mengalahkan penyedia jasa travel lainnya. Penyediaan jasa yang cukup lengkap dalam perjalanan seperti jasa transportasi, hotel serta jasa tambahan lain nya menjadi daya tarik traveloka untuk digunakan.
Hingga bulan Mei 2018, pengguna aplikasi Traveloka sudah mencapai 40 juta pengguna,  di mana traveloka menargetkan 60 juta pengguna di tahun 2019. Hal itu tampak realistis bila melihat langkah-langkah yang dilakukan traveloka tahun ini. Pertama, kerjasama dengan perusahaan transportasi Blue Bird, untuk menyediakan layanan Transportasi Bandara yang sudah diluncurkan. Layanan tersebut tersedia di 10 kota di Indonesia, yaitu Jakarta, Surabaya, Bandung, Bali, Solo, Semarang, Jogjakarta, Lombok, Medan, dan Manado. Senior Vice President Business Development Traveloka, Caesar Indra, mengutarakan bahwa “Kita (traveloka) ingin fokus di end to end travel journey customer, dan layananan ini dirasa penting untuk customer”. Layanan ini memudahkan customer dalam untuk mencari moda transportasi dari Bandara. Kemudahan ini tentu akan memberikan kenyamanan customer dalam penggunaan aplikasi traveloka.
Kedua, ekspansi traveloka di regional ASEAN.  Traveloka baru-baru ini berhasil mengakuisisi anak perusahaan dari perusahaan Jepang, Recruit Holdings. Tidak tanggung-tanggung, 3 anak perusahaan dari  Recruit Holdings yang diakusisi sebesar 66,8 juta dollar AS Antara lain : Pegipegi Indonesia, MyTour Vietnam, dan Travelbook Filipina. Alasan utama penjualan 3 anak perusahaan tersebut oleh Recruit Holdings dikarenakan ketidakmampuan bersaing dalam pasar online traveling agent (OTA) di kawasan tersebut. Ekspansi ini traveloka ini diprediksi tidak berhenti, adanya rencana traveloka menyiapkan dana 400 juta dollar AS untuk merambah bisnis pemesanan tiket dan hotel di kawasan Asia Tenggara. Public Relation Director Traveloka Sufintri Rahayu, mengatakan bahwa “Ekspansi kami ke kawasan Asia Tenggara sebetulnya bukan hanya untuk memperluas bisnis, tetapi juga untuk mendorong turis datang ke Indonesia”. Hal ini selaras dengan program Kementerian Pariwisata dan Budaya yang manargetkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada tahun 2019 sebanyak 20 juta wisman.
Ketiga, kerjasama traveloka dengan Kementerian Pariwisata. Perusahaan yang didirikan oleh Ferry Unardi, Traveloka melakukan penandatanganan kerjasama resmi dengan Kementerian Pariwisata pada tanggal 15 November 2018 melalui peluncuran program #DiscoverWonderfulIndonesia untuk mencapai target 20 juta wisman di tahun 2019. Penandatanganan program ini, dihadiri oleh Menteri Pariwisata, Arief Yahya yang mengutarakan, “Kami menyadari akan pentingnya peran teknologi digital saat ini, karena itu kami menyambut baik kerja sama dengan Traveloka dengan cara mempromosikan kembali destinasi-destinasi wisata di Indonesia.”
Langkah ini dirasa sangat baik bila melihat jangkauan bisnis traveloka, terutama dukungan dari sisi government akan memudahkan langkah ekspansi secara berkelanjutan ke negara-negara lain, terutama negara-negara yang memiliki kemitraan diplomatik dengan Indonesia. Langkah ini sekaligus menjadi wadah promosi destinasi wisata Indonesia yang cukup efisien mendorong target kunjungan wisman ke Indonesia. Pentingnya kolaborasi pelaku bisnis dengan pemerintah untuk menggapai tujuan bersama di level domestik dan internasional, terutama bagi pelaku bisnis lokal yang memiliki banyak tantangan.
Traveloka menjadi salah satu pedoman untuk para pelaku usaha baru bahwa pertumbuhan bisnis selaras dengan ide dan usaha yang dilakukan, apalagi output kehadiran Traveloka dapat dirasakan hingga pada level individu di masyarakat. Para investor dengan mudah datang dan menanamkan modalnya. Traveloka menjadi salah satu perusahaan lokal dengan predikat unicorn, yaitu perusahaan dengan nilai valuasi lebih dari 1 milliar dollar AS. Sangat mungkin, di masa depan, suntikan dana segar akan terus mengalir pada traveloka bila ekspansi bisnis di kawasan Asia Tenggara berhasil. Jika diamati lebih serius, ambisi besar Traveloka sudah tampak saat menjadi sponsor media dan penyiaran Piala Dunia 2018 lalu. Itu menjadikan traveloka, satu-satu nya perusahaan teknologi yang melakukan kerjasama dengan FMA (Futbal Momentum Asia), pemegang lisensi eksklusif teritorial Piala Dunia FIFA 2018 di Indonesia dengan harapan mampu mendorong transaksi perjalanan ke luar negeri, yang tidak sebatas regional Asia Tenggara. Jumlah penduduk di kawasan Asia Tenggara yang mencapai 620 juta merupakan potensi pasar travel online yang sungguh menggiurkan. Google dan Temasek Holding memprediksi pasar travel online di Asia Tenggara akan bertumbuh cepat, dari 26,6 milliar dollar AS pada tahun 2017, menuju 76,6 milliar dollar AS pada tahun 2025. Bukanlah tidak mungkin, Traveloka akan mendapat suntikan modal serta keuntungan besar melihat prediksi tersebut.

Lomba Blog WBCD2020_ Work From Home : Antara Confucius dan Cicero?_LT_Mw

Work From Home : Antara Confucius dan Cicero? Seperti judul beberapa buku lain yang sangat baik, yaitu “Antara kabut dan ...