oleh Lashown Toga
Traveloka
sebagai perusahaan yang menyediakan layanan pemesanan tiket
pesawat dan hotel secara daring dengan fokus perjalanan domestik di Indonesia.
Aplikasi traveloka sangat popular di kalangan traveler. Dengan iklan-iklan promosi yang mengisi berbagai
media cetak, televisi serta jejaring internet, traveloka menjadi aplikasi nomor
satu pengguna terbanyak di Indonesia mengalahkan penyedia jasa travel lainnya.
Penyediaan jasa yang cukup lengkap dalam perjalanan seperti jasa transportasi,
hotel serta jasa tambahan lain nya menjadi daya tarik traveloka untuk
digunakan.
Hingga
bulan Mei 2018, pengguna aplikasi Traveloka sudah mencapai 40 juta
pengguna, di mana traveloka menargetkan
60 juta pengguna di tahun 2019. Hal itu tampak realistis bila melihat
langkah-langkah yang dilakukan traveloka tahun ini. Pertama, kerjasama dengan
perusahaan transportasi Blue Bird, untuk menyediakan layanan Transportasi
Bandara yang sudah diluncurkan. Layanan tersebut tersedia di 10 kota di Indonesia,
yaitu Jakarta, Surabaya, Bandung, Bali, Solo, Semarang, Jogjakarta, Lombok,
Medan, dan Manado. Senior Vice President
Business Development Traveloka, Caesar Indra, mengutarakan bahwa “Kita
(traveloka) ingin fokus di end to end
travel journey customer, dan layananan ini dirasa penting untuk customer”. Layanan
ini memudahkan customer dalam untuk mencari moda transportasi dari Bandara.
Kemudahan ini tentu akan memberikan kenyamanan customer dalam penggunaan
aplikasi traveloka.
Kedua,
ekspansi traveloka di regional ASEAN.
Traveloka baru-baru ini berhasil mengakuisisi anak
perusahaan dari perusahaan Jepang, Recruit Holdings. Tidak tanggung-tanggung, 3
anak perusahaan dari Recruit Holdings
yang diakusisi sebesar 66,8 juta dollar AS Antara lain : Pegipegi Indonesia, MyTour Vietnam, dan Travelbook Filipina. Alasan utama penjualan 3 anak perusahaan
tersebut oleh Recruit Holdings
dikarenakan ketidakmampuan bersaing dalam pasar online traveling agent (OTA) di kawasan tersebut. Ekspansi ini
traveloka ini diprediksi tidak berhenti, adanya rencana traveloka menyiapkan
dana 400 juta dollar AS untuk merambah bisnis pemesanan tiket dan hotel di
kawasan Asia Tenggara. Public Relation Director Traveloka Sufintri Rahayu,
mengatakan bahwa “Ekspansi kami ke kawasan Asia Tenggara sebetulnya bukan hanya
untuk memperluas bisnis, tetapi juga untuk mendorong turis datang ke
Indonesia”. Hal ini selaras dengan program Kementerian Pariwisata dan Budaya yang
manargetkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada tahun 2019 sebanyak
20 juta wisman.
Ketiga,
kerjasama traveloka dengan Kementerian Pariwisata. Perusahaan yang didirikan oleh
Ferry Unardi, Traveloka melakukan penandatanganan kerjasama resmi dengan
Kementerian Pariwisata pada tanggal 15 November 2018 melalui peluncuran program
#DiscoverWonderfulIndonesia untuk
mencapai target 20 juta wisman di tahun 2019. Penandatanganan program ini,
dihadiri oleh Menteri Pariwisata, Arief Yahya yang mengutarakan, “Kami
menyadari akan pentingnya peran teknologi digital saat ini, karena itu kami
menyambut baik kerja sama dengan Traveloka dengan cara mempromosikan kembali
destinasi-destinasi wisata di Indonesia.”
Langkah
ini dirasa sangat baik bila melihat jangkauan bisnis traveloka, terutama
dukungan dari sisi government akan
memudahkan langkah ekspansi secara berkelanjutan ke negara-negara lain,
terutama negara-negara yang memiliki kemitraan diplomatik dengan Indonesia.
Langkah ini sekaligus menjadi wadah promosi destinasi wisata Indonesia yang
cukup efisien mendorong target kunjungan wisman ke Indonesia. Pentingnya
kolaborasi pelaku bisnis dengan pemerintah untuk menggapai tujuan bersama di
level domestik dan internasional, terutama bagi pelaku bisnis lokal yang
memiliki banyak tantangan.
Traveloka
menjadi salah satu pedoman untuk para pelaku usaha baru bahwa pertumbuhan
bisnis selaras dengan ide dan usaha yang dilakukan, apalagi output kehadiran Traveloka dapat
dirasakan hingga pada level individu di masyarakat. Para investor dengan mudah
datang dan menanamkan modalnya. Traveloka menjadi salah satu perusahaan lokal
dengan predikat unicorn, yaitu
perusahaan dengan nilai valuasi lebih dari 1 milliar dollar AS. Sangat mungkin,
di masa depan, suntikan dana segar akan terus mengalir pada traveloka bila
ekspansi bisnis di kawasan Asia Tenggara berhasil. Jika diamati lebih serius,
ambisi besar Traveloka sudah tampak saat menjadi sponsor media dan penyiaran
Piala Dunia 2018 lalu. Itu menjadikan traveloka, satu-satu nya perusahaan
teknologi yang melakukan kerjasama dengan FMA (Futbal Momentum Asia), pemegang lisensi eksklusif teritorial Piala
Dunia FIFA 2018 di Indonesia dengan harapan mampu mendorong transaksi
perjalanan ke luar negeri, yang tidak sebatas regional Asia Tenggara. Jumlah
penduduk di kawasan Asia Tenggara yang mencapai 620 juta merupakan potensi
pasar travel online yang sungguh
menggiurkan. Google dan Temasek Holding memprediksi pasar travel online di Asia Tenggara akan bertumbuh
cepat, dari 26,6 milliar dollar AS pada tahun 2017, menuju 76,6 milliar dollar
AS pada tahun 2025. Bukanlah tidak mungkin, Traveloka akan mendapat suntikan
modal serta keuntungan besar melihat prediksi tersebut.