Work
From Home : Antara Confucius dan Cicero?
Seperti
judul beberapa buku lain yang sangat baik, yaitu “Antara kabut dan tanah basa”
ataupun “Antara cinta dan kegilaan” begitu pula judul tulisan ini terinspirasi
dari buku buku tersebut yang mengisahkan cerita inspiratif dan permenungan sebagai manusia. Tulisan ini
pun diharapkan menjadi permenungan bagi pegawai Bank Indonesia untuk menjadi
inovatif dan produktif di tengah pandemik Covid-19.
Tantangan
terbesar dalam work from home bukan
semata-mata pekerjaan itu sendiri melainkan diri sendiri. Tidak dapat
dipungkiri bahwa home merupakan
istana di mana kita berkuasa, tidak ada pimpinan ataupun rekan kerja. Work from home adalah waktu dan alasan yang
tepat untuk mencuri waktu agar dapat bermalas-malasan ataupun tidak
menyelesaikan pekerjaan.
Menjadi disiplin!
Kedisiplan
adalah kunci dalam menjalankan sistem work
from home. Seperti halnya NNS (nilai-nilai strategis Bank Indonesia),
pegawai tetaplah pegawai meskipun bekerja dari rumah. Trust and integrity menjadi salah satu NNS Bank Indonesia yang
sangat melekat pada pegawai pada kondisi seperti ini. Dalam arti arafiah, trust and integrity diartikan kejujuran
dan integritas. Kejujuran dan integritas dimaksud adalah pegawai tetap mampu memiliki
integritas dalam bekerja yang terlihat dari kedisiplinan bekerja meskipun
berstatus work from home.
Kedisiplinan bekerja dimulai dengan kejujuran terhadap waktu dan pekerjaan.
Change
Mindset!
Beranjak
dari kejujuran dan integritas yang ditawarkan oleh NNS Bank Indonesia, kita
harus mampu mengubah cara pandang mengenai apa itu rumah. Rumah seringkali
digambarkan sebagai suatu zona nyaman. Jane Austen mengatakan “There is nothing like staying at home for
real comfort” (tidak ada yang seperti tinggal di rumah untuk
kenyamanan sesungguhnya). Kenyamanan rumah menjadi sesuatu bumerang bagi seseorang
untuk keluar dan menjadi produktif dan inovatif.
Kita dapat mulai dengan mengubah cara pandang
dengan menempatkan rumah menjadi suatu hal yang penting dan strategis dalam
kehidupan. Confucius mengatakan,“The
strength of a nation derives from the integrity of the home”(Kekuatan suatu bangsa berasal dari
integritas rumah). Rumah dapat menjadi kekuatan bangsa bila ada
integritas, begitu pula dalam work from home, integritas pegawai perlu
dijaga dengan disiplin waktu dan disiplin kerja untuk tetap menghasilkan output
pekerjaan yang sama baiknya saat pegawai tersebut bekerja dari kantor.
Menjadi semakin rasional bagi
Cara pandang lain ditawarkan oleh Marcus
Tullius Cicero, filsuf romawi, yang mengatakan “A home without books is a body without soul” (Rumah tanpa buku seperti tubuh tanpa jiwa). Cicero menawarkan sudut
pandang bahwa rumah adalah tempat penting untuk mengembangkan diri melalui membaca
buku. Kenyamanan rumah dipandang Cicero sebagai tempat yang tepat untuk membaca
dan memperkaya diri bahkan menemukan ide yang luar biasa untuk dilakukan atau
diciptakan. Tentunya di era digital saat ini, menemukan dan membaca informasi,
artikel dan buku dapat dengan mudah melalui internet. Mungkin bila Cicero hidup
di era digital, dia akan mengatakan “Rumah tanpa Wifi seperti sup kurang garam”.
Dalam rangka merayakan hari buku dan hak cipta
sedunia, tentunya pandangan Confucius dan Cicero telah menginspirasi pentingnya
rumah dalam membentuk kekuatan bangsa serta mendukung minat baca untuk menjadi
pribadi yang produktif dan inovatif. Pandangan tersebut dibungkus dengan
semangat NNSTrust and integrity Bank Indonesia akan mendorong tanggungjawab
pegawai untuk menghasilkan pekerjaan yang maksimal dalam kondisi yang tidak
maksimal seperti kondisi pandemik ini.
Manokwari isn’t My
Homebase, but BI is My Home
Menjadi
pegawai BI diwajibkan bersedia ditempatkan di mana saja, begitu pula dengan
saya, sejak diterima di Bank Indonesia melalui jalur PCS tahun 2017 langsung
menjalani masa On Job Training (OJT)
di Manokwari, Papua Barat. Terjadilah perantauan saya dari Kota Bandung (lokasi
rekrutmen) menuju Manokwari (lokasi penempatan) dan tinggal di sebuah kamar
kosan dan terus bertahan survive
hingga saat ini. 2 tahun berjalan bekerjan di BI Papua Barat dihabiskan dengan
kerja, kerja dan kerja. Kamar kosan hanya sekedar untuk meletakkan badan untuk
beristirahat, sementara kantor dijadikan layaknya ‘rumah’ dengan porsi
pekerjaan yang cukup banyak. Bahkan dalam kondisi pandemik, yang menuntut work from home secara bergilir
terjadwal, tidak terlalu mempengaruhi output
pekerjaan.
Dengan
jabatan pengawas pengamanan yang memiliki tanggungjawab piket 1x12 jam (shift
pagi dan shift malam), membuat keuntungan bagi saya untuk tetap bekerja masuk
ke kantor lebih sering dibandingkan pegawai dengan jabatan lain. Terutama pada
shift malam (19.40 s.d 07.40) saya tetap produktif bekerja tanpa terpapar
risiko kontak sosial karena pada jam tersebut kantor sudah sepi. Pekerjaan
shift malam diisi dengan membuat memorandum kegiatan dan pekerjaan, pengawasan
kepada pihak BUJP (Badan Usaha Jasa Keuangan), kelogistikan, membaca berita online, menginput pembayaran melalui aplikasi
ERP-HRIS, menulis artikel untuk beberapa lomba dan beberapa penugasan lain. Mungkin ini ide dan inovasi
gila yang bisa diterapkan lebih luas untuk pegawai lain di berbagai jabatan
yang memungkinkan di Bank Indonesia.
Satu
hal yang perlu ditanamkan dalam cara kita berpikir bahwa “BI is our home” sehingga seperti yang dikatakan Confucius, “Kekuatan
suatu bangsa berasal dari integritas rumah”. Dengan kita menjaga integritas
rumah kita (Bank Indonesia) akan membuat kekuatan hebat untuk lembaga ini dan
negara Indonesia dalam melalui fase sulit ini. Merujuk ke Cicero, “Rumah tanpa
buku seperti tubuh tanpa jiwa” dan kita dapat lihat apa yang BI berikan untuk
pegawai dalam hal fasilitas tentu tidak perlu diragukan lagi. Saatnya kita yang
memberikan jiwa untuk lembaga tercinta ini dengan semangat dan integritas kita
sehingga akhirnya kita dapat mengatakan bahwa “Indonesia tanpa Bank Indonesia
seperti Angsa yang kehilangan pasangannya”.
Oleh:
Lashown Toga
KPwBI Provinsi Papua
Barat
#perpustakaanbankindonesia
#worldbookday #shareamillionstories #digitallearning
